×
Ujian Nasional, ajang murid berunjuk gigi dalam ilmu pengetahuan untuk mendapat nilai setinggi-tingginya dan mewujudkan masa depan yang gemilang, setidaknya itulah doktrin-doktrin yang dijejalkan ke saya. Umumnya, pandangan murid kepada Ujian Nasional masih terwarnai "horror". Berbagai angan-angan negatif lalu lalang mengisi hari-hari mereka. SKS (Sistem Kebut Semalam) masih terus saja ramai diminati oleh murid-murid peserta Ujian Nasional. Penghalalan berbagai cara sudah merupakan hal yang umum mewarnai ujian.
Berbagai pendapat dan komentar dilontarkan oleh para pengamat pendidikan. Tak jarang politikus angkat bicara mengenai ajang "Pembantaian Siswa" ini. Sedangkan pendapat dan ulasan dari sudut pandang seorang murid masih terbilang langka. Bagaimana tidak? Kami yang dipaksa ujian disini masih sering dibilang bocah. Biarlah kami dibilang bocah, setidaknya kami berani angkat pena. Ya, pena-pena kami jauh lebih berat daripada bedil seorang pejuang. Masa depan, harga diri, dan diri kami dipertaruhkan disini dengan paksa. Lidah kami dipotong, otak kami dicuci, dan karakter kami diobrak-abrik. Murid tidak bisa angkat bicara tentang setiap tetes keringat dan urat kepala yang mencuat. Murid tidak bisa berbagi rasa dan keluh, hanya dapat menikmati tangis dan peluh .
Perjuangan seorang murid mungkin merupakan perjuangan paling layak dihargai di negeri ini. Perjuangan murid jelas jauh lebih sulit, bukan karena ilmu pengetahuan yang harus kami cerna. Tapi perjuangan murid lebih sulit karena doktrin-doktrin yang mencambuki kami dengan paksa. Ujian memang menentukan masa depan, tapi nilai ujian jelas bukan. Mungkin berbagai ketidaksetujuan berkecamuk di pikiran anda, tapi saya hanya menampung kenyataan. Nilai akademis bukanlah segalanya. Setiap anak mempunyai keahliannya masing-masing. Film Bollywood berjudul "Taare Zameen Par" bisa menjadi patokan. Film itu sendiri berarti "Bagai Bintang-Bintang di Langit". Setiap anak merupakan bintang, dan setiap bintang tidaklah sama.
Ada 8 jenis kecerdasan anak, dan kecerdasan akademis hanyalah salah satunya. Jenis Kecerdasan Berbagai tokoh dunia telah menjadi saksi hidup bahwa pencapaian akademis bukanlah segala-galanya, Bill Gates salah satunya. Masa belajar di Harvard tidak dihiraukannya, tugas dan proyek yang menumpuk dari dosen tidak digubrisnya. Ia memilih memperdalam ilmu teknologi yang menjadi sarana untuknya berkarya. Ia bukan satu-satunya. Albert Enstein, ilmuwan yang satu ini tentu telah akrab berdengung di telinga kita. Teori nya tentang relativitas telah mengguncang dunia. Enstein berpesan "Jika kau menghakimi ikan dari kemampuannya untuk memanjat pohon, maka ia akan mempercayai seumur hidupnya bahwa ia bodoh".
Ditulis Oleh Fandy Ahmad
Recent Comments:×