×
Allah SWT biasanya menguji seorang hamba di titik terlemahnya, namun tidak melebihi kadar kesanggupannya. Waktu ujian tidak pernah lebih panjang daripada waktu belajar, meski banyak orang tak sabar menghadapinya, seakan sepanjang hidup hanyalah beban dan cobaan.
Kalau ada sekolah yang waktu ujiannya lebih banyak dari hari belajarnya, maka sekolah tersebut dianggap sekolah gila. Namun memang selain ujian-ujian kesulitan, kenikmatan itu sendiri
juga adalah ujian.
Pada saat waktu sholat tiba, Allah akan menyibukkan kita dengan berbagai cara. Jika kita bisa melewatinya dengan tekad yang kuat, maka sama seperti kapal pemecah es. Bila diam saja, salju tak akan menyingkir, tetapi ketika kapal itu melaju, sang salju akan membiarkannya berlalu.
Kita harus menerobos segala hal yang pahit seperti anak kecil yang belajar puasa, tahan lapar dahaga hingga Maghrib tiba. Begitu berhasil melewati itu semua, maka kelezatan dan kepuasan yang tiada tara akan terasa karena sudah berhasil melewati ujian sejak Subuh buta.
Karena itu, mari melihat dimana titik lemah kita.
Siapa yang lemah dalam berukhuwah persaudaraan, akan mudah tersinggung.
Siapa yang lemah di bidang lawan jenis, seks dan segala hal yang sensual, akan banyak godaan yang akan menyilaukan pandangan.
Siapa yang lemah dibidang ekonomi, hati-hati dengan amanah keuangan, sekali memegang uang sifat tamak akan memburu dari berbagai penjuru.
Siapa yang lemah dalam hal gengsi, harga diri, popularitas, ingin dipuji, mungkin akan menemukan orang-orang yang terkesan tidak menghormatinya.
Siapa yang lidahnya tajam berbisa, mungkin diuji dengan jebakan-jebakan berkomentar tanpa konfirmasi.
Siapa yang lemah dalam hal kejujuran, mungkin selalu terjebak perkara yang membuat dia hanya selamat dengan berdusta, lagi dan lagi.
Selamat menikmati ujian hidup, semoga tegar dan sabar, keluar sebagai pemenang, bukan pecundang. Allah always be with you, good people ;)
Wallahu'alambisshawab ({})
Recent Comments:×